Porosnusantaranews,BALIKPAPAN – Di tengah tantangan ketahanan pangan yang kian kompleks, Pemerintah Kota Balikpapan bersama Kodam VI/Mulawarman menggagas langkah strategis lewat pengembangan sistem pertanian terpadu. Upaya ini tidak hanya bertujuan menyediakan pangan, tetapi juga mendorong pemberdayaan petani lokal dan regenerasi pelaku sektor pertanian.
Wakil Wali Kota Balikpapan Bagus Susetyo meninjau langsung sejumlah lahan pertanian potensial di kawasan Balikpapan Timur. Dua titik yang dikunjungi adalah area pertanian di Jalan Gunung Binjai RT 15, Kelurahan Teritip, serta lahan Integrated Farming System (IFS) milik Kodam VI/Mlw di Kelurahan Manggar.
Turut mendampingi dalam kunjungan itu Aster Kasdam VI/Mulawarman Kolonel Kav Muhammad Arifin, Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (DP3), jajaran OPD terkait, hingga perwakilan camat dan lurah setempat.
Menurut Bagus Susetyo, lahan IFS Kodam dinilai sangat strategis sebagai pusat pengembangan agribisnis. Dari total 90 hektare yang tersedia, sudah ada pemanfaatan 15 hektare untuk berbagai aktivitas pertanian: mulai dari peternakan ayam, budidaya lele, hortikultura, hingga cetakan sawah.
“Ini potensi besar. Di sini sudah ada kandang ayam, kolam lele, lahan hortikultura, bahkan sawah. Ini selaras dengan Instruksi Presiden Nomor 22 Tahun 2025 tentang ketahanan pangan,” jelasnya, pada Kamis (3/7/2025).
Selain produktivitas, Bagus juga menyoroti fungsi edukatif dari kawasan pertanian ini. Melalui pelibatan petani lokal dan penyediaan sarana edukasi (edupak), ia berharap lebih banyak anak muda tertarik menekuni dunia pertanian.
“Petani tidak harus identik dengan generasi tua. Anak muda harus diberi ruang dan contoh nyata. Kawasan ini bisa menjadi model pertanian modern di Balikpapan,” ujarnya.
Isu inflasi pangan turut menjadi perhatian. Bagus mencontohkan fluktuasi harga cabai yang kerap mencapai Rp100 ribu per kilogram. Menurutnya, hal itu bisa dikendalikan jika ketersediaan komoditas lokal diperkuat melalui program seperti IFS.
Sementara itu, Kolonel Kav Muhammad Arifin menegaskan bahwa Kodam VI/Mulawarman mengembangkan IFS sebagai kontribusi terhadap ketahanan pangan nasional dan daerah. Kolaborasi dengan Pemkot Balikpapan disebut berjalan baik, mulai dari penyediaan alat hingga dukungan teknis dan petugas medis peternakan.
“Saat ini ada tujuh kelompok tani yang terlibat, masing-masing beranggotakan sekitar 12 orang,” ungkap Arifin.
Hasilnya mulai terlihat. Dari sektor peternakan, kandang ayam yang berisi 3.000 ekor ayam petelur sudah mencapai produksi 60 persen. Perikanan juga menunjukkan hasil, sementara tanaman hortikultura dan buah-buahan masih dalam tahap awal penanaman.
Program serupa, lanjut Arifin, juga tengah dikembangkan di wilayah lain yang menjadi bagian Kodam VI/Mulawarman, seperti Kukar, Kutim, Bontang, dan Penajam Paser Utara. Skala pengembangannya disesuaikan dengan kapasitas dan potensi masing-masing daerah.
“Paling tidak, hasil dari pertanian ini bisa mencukupi kebutuhan internal TNI. Sisanya bisa dimanfaatkan untuk masyarakat sekitar,” pungkasnya. (mto)
Tulis Komentar