Iklan Dua

Penguatan Peran Masjid, Empat Ranting DMI Balikpapan Timur Resmi Dikukuhkan

$rows[judul]

Porosnusantaranews,BALIKPAPAN – Upaya memperkuat peran masjid sebagai pusat dakwah dan persatuan umat terus dilakukan Dewan Masjid Indonesia (DMI). Pada Jumat (29/8/2025), empat pengurus ranting DMI di wilayah Balikpapan Timur resmi dilantik dalam sebuah seremoni yang digelar di Masjid Jami Hidayaturrahmah, Kelurahan Manggar.


Empat kelurahan yang kini memiliki kepengurusan ranting aktif tersebut meliputi Manggar, Manggar Baru, Lamaru, dan Teritip. Proses pelantikan dipimpin langsung oleh Ketua DMI Balikpapan Timur, Muhyar, dan turut dihadiri sejumlah tokoh DMI Kota Balikpapan, termasuk Ketua M. Dumairi, Sekretaris Ahmad Sofian Nur, serta pengurus lainnya.


"Alhamdulillah, pembentukan ranting ini merupakan amanat AD/ART DMI dan bagian penting dari penguatan organisasi hingga ke tingkat akar rumput," ujar M. Dumairi kepada media usai pelantikan.


Dumairi juga menyebut bahwa dari enam kecamatan di Kota Balikpapan, lima telah membentuk pengurus ranting. Hanya Balikpapan Selatan yang belum terbentuk, dan pihaknya berharap proses tersebut dapat segera menyusul.


“Masih ada tujuh kelurahan di Balikpapan Selatan yang belum memiliki pengurus ranting. Mudah-mudahan bisa segera terealisasi dalam waktu dekat,” tambahnya.


Menurut Dumairi, kehadiran struktur ranting akan mendukung kinerja pengurus cabang (PC), terutama dalam menjalankan program-program DMI secara lebih merata dan efisien. Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga kerukunan di lingkungan masjid.


“Tugas kita bukan hanya memakmurkan masjid, tetapi juga memastikan keharmonisan antarpengurus, jamaah, dan masyarakat sekitar tetap terjaga. Masjid harus menjadi sumber kedamaian, bukan perpecahan,” tegasnya.


Senada dengan itu, Ketua DMI Balikpapan Timur, Muhyar, menyoroti pentingnya ketelitian dalam memilih materi dakwah yang akan disampaikan kepada jamaah.


“Kami mengimbau agar setiap materi dakwah disaring lebih dulu. Jangan sampai isi ceramah malah memicu salah paham atau menyinggung sensitivitas masyarakat,” jelas Muhyar.


Ia menegaskan, DMI tidak membatasi kegiatan dakwah, tetapi mengajak seluruh pengurus masjid untuk memastikan bahwa isi ceramah tetap sejalan dengan nilai-nilai akidah Islam dan kondisi sosial masyarakat setempat.


“Kita ingin masjid tetap menjadi tempat yang menenangkan hati, bukan yang menimbulkan gesekan,” pungkasnya. (mto) 

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)