Porosnusantaranews,BALIKPAPAN – Dalam rangka memperkuat tata kelola anggaran daerah dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), DPRD Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, melakukan kunjungan kerja ke DPRD Kota Balikpapan, pada Selasa (12/8/2025).
Rombongan dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Sinjai, Andi Jusman, dan terdiri dari anggota Badan Anggaran (Banggar) serta Komisi III. Kedatangan mereka disambut hangat oleh jajaran DPRD Balikpapan, termasuk Wakil Ketua DPRD Yono Suherman dan Ketua Komisi III H. Yusri.
Dalam pertemuan yang digelar di ruang rapat gabungan DPRD Balikpapan, kedua belah pihak saling bertukar pengalaman mengenai strategi pengelolaan anggaran daerah dan upaya peningkatan PAD.
Fokus Belajar dari Kota Jasa
Wakil Ketua DPRD Balikpapan, Yono Suherman, menjelaskan bahwa Balikpapan memiliki karakteristik sebagai kota jasa yang bergantung pada sektor-sektor non-pertanian seperti pariwisata, perhotelan, dan UMKM. Hal ini berbeda dengan Kabupaten Sinjai yang PAD-nya masih banyak bergantung pada sektor pertanian dan kelautan.
"PAD Sinjai masih sekitar Rp100 miliar per tahun, dengan APBD sekitar Rp1 triliun. Sebagian besar anggaran terserap untuk belanja pegawai, hingga 75 persen. Jadi anggaran infrastruktur mereka sangat terbatas," ungkap Yono.
Yono menambahkan, dengan kondisi tersebut, Sinjai masih sangat bergantung pada dana transfer dari pusat. Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk mempelajari bagaimana Balikpapan mengalokasikan anggaran secara efisien dan memaksimalkan potensi PAD.
"Diskusinya lebih banyak ke arah perencanaan dan pengelolaan anggaran agar PAD bisa tumbuh," kata Yono.
Strategi dan Sharing Pengalaman
Ketua Komisi III DPRD Balikpapan, H. Yusri, menyambut baik kedatangan DPRD Sinjai. Menurutnya, kunjungan seperti ini penting sebagai sarana saling belajar antar-daerah.
“Kami sangat senang bisa berbagi pengalaman. Semoga apa yang kami sampaikan bermanfaat bagi teman-teman dari Sinjai,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Sinjai, Andi Jusman, mengaku memilih Balikpapan sebagai tujuan kunjungan karena melihat keberhasilan kota ini dalam mengelola anggaran dan meningkatkan PAD secara signifikan.
"PAD di Balikpapan cukup besar. Ini yang ingin kami pelajari—bagaimana strategi mereka menghasilkan pendapatan daerah yang optimal," ujarnya.
Menurut Andi, secara geografis wilayah Sinjai tidak jauh berbeda dengan Balikpapan karena sama-sama memiliki laut, daratan, dan pegunungan. Namun, Sinjai belum memiliki infrastruktur dan sumber pendapatan seperti kota jasa Balikpapan.
“Di Sinjai, sektor utama masih pertanian dan kelautan. Kami juga punya destinasi wisata mangrove di Tongke-Tongke, yang kini mulai dikelola Pemda dengan dukungan CSR dari Bank Indonesia. Ini jadi salah satu potensi PAD yang kami andalkan,” jelasnya.
Namun, dia mengakui bahwa bersaing di sektor kelautan tidak mudah karena harus berhadapan dengan kabupaten tetangga seperti Bulukumba yang memiliki keunggulan alam yang lebih kuat.
Harapan dari Kunjungan
Andi berharap, dari kunjungan ini pihaknya bisa membawa pulang strategi konkret untuk memperkuat kemandirian fiskal di Sinjai. "Kami banyak berdiskusi soal target-target pendapatan daerah dan cara mencapainya. Itu sangat berharga bagi kami,” tuturnya.
Dengan pengalaman dan ilmu yang dibawa dari Balikpapan, DPRD Sinjai bertekad menyusun kebijakan anggaran yang lebih efektif, serta menggali potensi lokal yang selama ini belum maksimal digarap. (mto)
Tulis Komentar