Porosnusantaranews,BALIKPAPAN - Ketua Komisi II DPRD Kota Balikpapan, Fauzi Adi Firmansyah, mengungkapkan bahwa proyek pemanfaatan Sungai Mahakam sebagai sumber air baku di Balikpapan membutuhkan dana sekitar Rp 800 miliar.
Proyek ini dianggap sebagai solusi yang lebih hemat biaya dibandingkan teknologi desalinasi air laut yang memiliki biaya operasional tinggi dan efisiensi rendah.
Fauzi menjelaskan bahwa pembangunan sistem pipanisasi untuk mengambil air dari Sungai Mahakam akan dibiayai oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dengan menggunakan jalur tol. Dengan cara ini, biaya produksi air dapat ditekan, sehingga harga jual air dapat tetap terjangkau oleh masyarakat. Air yang berasal dari Sungai Mahakam diperkirakan akan dijual dengan harga sekitar Rp 30 hingga Rp 50 per liter.
"Meski teknologi desalinasi mampu mengubah air laut menjadi air tawar, biayanya sangat tinggi karena memerlukan energi besar. Akibatnya, harga jual air bisa jauh lebih mahal," jelas Fauzi.
Menurut Fauzi, memanfaatkan air dari Sungai Mahakam adalah pilihan yang lebih realistis, efisien, dan memungkinkan distribusi yang lebih cepat dengan menggunakan sistem pipanisasi yang memanfaatkan jalur tol. Langkah ini diharapkan dapat menekan biaya produksi dan memastikan harga air tetap terjangkau bagi masyarakat.
Ia juga menambahkan bahwa anggaran sebesar Rp 800 miliar masih memungkinkan untuk dibiayai oleh pemerintah provinsi, karena proyek ini dianggap sebagai kebutuhan dasar yang penting bagi warga Balikpapan.
DPRD Kota Balikpapan saat ini tengah melakukan koordinasi dengan DPRD Provinsi Kalimantan Timur dan Gubernur terpilih untuk mempercepat realisasi proyek ini. (*)
Tulis Komentar